CONSIDERATIONS TO KNOW ABOUT SEX

Considerations To Know About sex

Considerations To Know About sex

Blog Article

Tak bisa ku pungkiri kalau aku sudah mulai ketagihan dengan perkasanya kontol raksasa Abah Mahmud. Bahkan kalau sedang ikut method pondok pun sesekali aku berimajinasi liar tentang Abah yang menyodokku di semua tempat di sekitaran pondok. Baik di kamar, di rest room, di mushola, sempat juga kuberpikir di gubug di tengah kebun pondok, bahkan yang paling parah saat Abah menyampaikan materi sambil aku di entotnya.8964 copyright protection164751PENANAEnTu6ntveL 維尼

Air mata pun tak terasa mengalir karena rasa perih yang luar biasa. Bahkan aku bisa merasakan dengan jelas ada bagian dalam tubuhku yang robek beberapa saat yang lalu.8964 copyright protection164751PENANAKaR3fX7FQF 維尼

Namun apa dayaku yang sudah berada dalam kontrol Abah Mahmud, apalagi efek obat yang tadi aku minum yang seharusnya berefek pada Abah Mahmud kenapa justru membuatku semakin bernafsu.8964 copyright protection164751PENANAwstPYxIaie 維尼

Sekitar jam 23.45an aku pun kembali mengenakan pakaianku tanpa mengenakan dalaman. Bergo instan dongker kembali menghiasi kepalaku dan menutupi rambutku yang cukup panjang hingga se-punggung. Karena suasana yang dingin malam itu, aku pun menunda mandi junubku karena sunnah untuk mandi di sepertiga malam terakhir. Sesaat setelah syahwat dalam tubuhku mereda, kembali rasa takut akan suasana yang gelap di sekitar toilet mulai mendatangiku.

Tanganku pun semakin cepat mengobok-obok liang senggamaku. Aku pun sudah tak peduli lagi kalau nantinya ketahuan orang lain. Yang kupikirkan saat itu hanya ingin segera mencapai puncak kenikmatan yang kudambakan. 8964 copyright protection164751PENANAnljFOcsLms 維尼

“Adek tunggu kabarnya yah mas sayang”, ucapku sambil melepas mas Fahmi untuk berangkat ke musyawarah harian di salah satu masjid pusat dakwah di Jogjakarta.8964 copyright protection164751PENANA24C919aYMd 維尼

Dan persis seperti dugaanku, Abah tak mengenakan CD sehingga kontol perkasanya yang masih lemah lunglai itupun terlihat imut. Aku pun berpindah posisi dan mengambil posisi nungging di selakangan Abah yang duduk lesehan dengan kakinya terbuka lebar.8964 copyright protection164751PENANARBkO0Dah3t 維尼

“afwan bu.. tadi dipanggil Abah untuk urusan santri sebentar..”, jawabku yang sudah kembali lagi ke pondok penginapan santriwati dengan masih mengenakan abaya yang basah kuyup oleh cairan orgasmeku.8964 copyright protection164751PENANAku444L3mQ4 維尼

Keras dan beruratnya batang kontol Abah Mahmud mulai terasa nikmat meski sedikit saja bergesekan dengan dinding memekku.8964 copyright protection164751PENANACMAp5CwOC2 維尼

Urusan ranjang pun mas Fahmi juga ‘memuaskan’ menurutku. Bagiku yang masih sangat awam saat itu untuk urusan seks, mas Fahmi bisa tetap membuatku enjoy saat pertama kali aku melepaskan keperawanannku untuknya. Ia begitu pintar menghadirkan suasana yang bisa menggugah libidoku. Malam itu aku pun tak tau harus bagaimana memulainya. Untung saja mas Fahmi perlahan melakukan pendekatan dengan memelukku, kemudian mulai mencumbuiku dibagian-bagian sensitif, terutama di telingaku yang saat itu masih tertutup khimar jumbo.

Aku pun terus memandangi two buah kapsul obat yang diberikan Ummah Hawa yang katanya biar bisa bikin Abah Mahmud cepet puas. Aku tak pernah tau kalau ada hal-hal sepeti ini hanya untuk perkara jima’. Pikiranku masih dipenuhi ketakutan, khawatir kalau nanti aku mengiyakan dan terjadi zina di antara kami kemudian para ibu-ibu yang lain memergoki apa yang kami lakukan.

GLSEN operates to ensure that every single pupil in each university is valued and dealt with with respect, despite their sexual orientation, gender id, or gender expression.

Mataku terpejam sembari menggigit kuat bibir bawahku sementara kedua tanganku mencengkram bantal dan sprei tempat kami bersetubuh. Kedua kakiku mengangkang lebar, seolah-olah pasrah menyerahkan bagian paling berharga di tubuhku itu untuk dinikmati oleh lelaki. Toketku berayun-ayun mengikuti irama sodokan mas Fahmi yang mulai makin kencang. Aku pun tak mampu lagi mengendalikan suara desahanku.

Sesampainya di pondok, aku langsung menuju ruang kelas tempat Abah mengajar. Rasa malu ku untuk berjumpa dengan Abah sudah sedikit berkurang. Meski begitu tetap saja aku menghormatinya sebagai seorang yang Alim dan juga Hafidz. Hanya sekitar three menit berjalan kaki saja hingga aku sampai di kelas Abah. Ruangan kelas berukuran cukup luas yang bisa menampung hingga 30an santriwati. Semua santriwati belajar dengan sebuah bangku dan duduk lesehan beralaskan karpet sementara antara Abah dan santriwati dibatasi sebuah kain hijab besar berukuran sama dengan lebar bokep dan tinggi ruangan.

Report this page